Minggu, 18 Maret 2012

Diklat Mental Kedisiplinan (Part IV)

SURVIVAL
Hari itu hari sabtu tanggal 10 Maret 2012 kami seluruh peserta akan menjalani kegiatan yang bernama Survival. Terdengar keren bukan?
Seluruh peserta diminta untuk membawa sebuah tas ransel loreng yang telah diberikan ketika baru pertama kali tiba disana bersamaan seragam. Tas ransel itu telah dilengkapi dengan kantong yang bisa diisi air minum dengan sebuah selang yang tembus keluar sehingga bisa untuk minum ketika kita kehausan di tengah perjalanan. Namun selain air minum banyak pula peserta yang membawa makanan atau minuman lain ke dalam tas sebagai bekal perjalanan.
Dalam keadaan berbaris kami diarahkan pelatih menuju lokasi survival. Tidak terlalu jauh jaraknya, lalu kami tiba di jalan yang tidak beraspal, berupa tanah dan bebatuan. Kami memasuki kawasan hutan. Dengan berbaris kami mulai memasuki pintu masuk melewati kawat berduri dan berjalan ke dalam hutan. Sampai tiba di suatu lahan tak terlalu luas, semua peserta dikumpulkan disana dan dipersilahkan duduk di tanah. Rupanya sebelum berkegiatan kami diberi pengetahuan dulu mengenai apa-apa saja yang dilakukan untuk bisa survive ketika tersesat di tengah hutan dan tidak memiliki bahan makanan. Kami diberi pengetahuan mengenai apa saja tumbuhan dan binatang di hutan yang bisa dikonsumsi dalam keadaan darurat. Saat tengah asik mendengarkan penjelasan pelatih tiba-tiba ada yang melepaskan tembakan dan kami serta merta kocar kacir dibuatnya untuk mencari perlindungan dan tiarap di balik pepohonan untuk menghindarinya. Kemudian kami diperkenankan berkumpul dan duduk kembali.
Seluruh peserta sebelum melakukan survival diminta melepaskan ranselnya untuk diperiksa. Ternyata para pelatih menemukan begitu banyak makanan dan minuman dari ransel-ransel peserta. Mereka kemudian menyita semua bekal peserta tersebut. Ada roti, minuman kaleng, teh kotak, kacang kulit, susu, biskuit, dan lain-lain. Bahkan ada tiga ransel termasuk ranselku yang telah diisi air minumnya di dalam kantong ransel juga dibuang. Huft membetekan.
Selesai pemeriksaan ransel, kemudian pelatih hernurdin membawa sebuah karung. Yang ternyata isi di dalam karung tersebut adalah seekor ular sanca berukuran sedang dan masih hidup. Ular sanca adalah ular yang bisanya tidak beracun namun ia mematikan mangsanya dengan cara melilit dan meremukkan tulang-tulang mangsanya. Pelatih hernurdin kemudian mempraktekan cara menangkap ular, memotong, dan mengulitinya. Memotong ular ataupun yang lain harus menghadap ke kiblat dan mengucapkan basmalah. Pelatih hernurdin terlihat lihai sekali bermain-main dengan ular, beliau bilang sudah sejak kecil memegang ular. Ular itu kemudian dikuliti dan dipotong-potong dagingnya untuk kemudian dibakar dan dimakan di tengah hutan.
Setelah pelatihan menaklukan ular, kemudian kami ditunjukkan pembuatan ranjau. Berjarak tidak jauh dari lokasi pelatihan ular, kami ditunjukkan sebuah ranjau yang telah dibuat. Ranjau ini berguna untuk menangkap binatang hutan seperti rusa, babi hutan atau hewan lainnya. Terdiri dari ranting atau batang pohon yang dilengkungkan dan diikatkan ke tanah dan ditutupi batu. Jika ada hewan yang lewat maka akan terjerat tali dan terikat.
Setelah kedua pelatihan tersebut kemudian kami semua berkumpul berdasarkan pleton kami. Masing-masing pleton dibekali dua karung berisi satu ekor ular dan sekarung berisi jagung dan ubi untuk dibakar. Pada kegiatan ini kami dibagi-bagi tugas. Ada yang mengumpulkan batang-batang pohon dan ranting, ada yang membuat ranjau dan ada yang memotong ular. Batang dan ranting pohon yang terkumpul kemudian dibuatkan api untuk membakar bahan-bahan makanan. Selama kegiatan kami sambil mengobrol dengan pelatih, sambil foto-foto dan bercanda satu sama lain. Setelah daging ular, jagung dan ubi matang kemudian kami menyantapnya bersama-sama. Kami yang sudah selesai makan meminta minum pada teman yang air di dalam tasnya tidak dibuang pelatih.
Tak berapa lama kemudian datang pelatih yang membawa aqua dus untuk minum para peserta. Setelah selesai acara kami dikumpulkan lagi dan bersiap kembali ke barak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar